Gejala Demam Berdarah yang Sering Diabaikan: Pengalaman Banyak Orang yang Baru Sadar Saat Terlambat
Sifilis merupakan salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Meskipun penyakit ini bisa menyerang siapa saja, gejala sifilis pada wanita sering kali tidak disadari karena muncul secara bertahap dan bisa meniru penyakit lain. Ketidaktahuan terhadap gejala awal ini membuat banyak wanita tidak segera mendapatkan pengobatan yang tepat, sehingga penyakit berkembang ke tahap yang lebih serius.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang gejala sifilis pada wanita, tahap-tahap infeksi, serta pentingnya deteksi dini agar bisa segera diobati.
Apa Itu Sifilis?
Sifilis adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual, baik vaginal, anal, maupun oral. Penularan juga bisa terjadi dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan, yang disebut sifilis kongenital. Penyakit ini dikenal sebagai “peniru besar” (the great imitator) karena gejalanya menyerupai berbagai kondisi medis lain.
Mengapa Wanita Rentan Terhadap Sifilis?
Wanita sering kali tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi sifilis karena:
Gejalanya ringan atau tidak terlihat jelas
Luka (chancre) bisa muncul di bagian dalam vagina atau leher rahim
Tidak semua gejala menimbulkan rasa sakit
Inilah yang membuat sifilis sangat berbahaya jika tidak segera ditangani.
Tahapan dan Gejala Sifilis pada Wanita
Sifilis berkembang dalam empat tahap, dan masing-masing memiliki gejala yang berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Sifilis Primer
Tahap awal biasanya muncul dalam waktu 10 hingga 90 hari setelah terpapar bakteri.
Gejala umum:
Munculnya luka kecil (chancre) yang tidak nyeri di area genital, anus, atau mulut
Luka bisa juga berada di dalam vagina atau leher rahim, sehingga tidak terlihat
Pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar luka
Luka ini akan sembuh sendiri dalam beberapa minggu, meski tanpa pengobatan. Namun, bakteri tetap aktif dan masuk ke tahap berikutnya.
2. Sifilis Sekunder
Tahap ini bisa berlangsung beberapa minggu hingga bulan setelah luka primer sembuh.
Gejala sifilis sekunder pada wanita meliputi:
Ruam kulit, biasanya muncul di telapak tangan dan telapak kaki, tetapi bisa juga di seluruh tubuh
Luka di mulut, vagina, atau anus
Demam ringan
Kelelahan
Nyeri tenggorokan
Sakit kepala
Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh
Rambut rontok bercak (alopecia)
Gejala ini juga bisa hilang sendiri, namun bukan berarti infeksi telah sembuh.
3. Sifilis Laten
Jika tidak diobati, sifilis masuk ke tahap laten, yaitu masa tanpa gejala yang bisa berlangsung bertahun-tahun.
Ciri-ciri tahap laten:
Tidak ada gejala fisik
Hanya bisa terdeteksi melalui tes darah
Tetap menular pada tahap awal laten
Meskipun tampak "diam", bakteri tetap aktif dan bisa menyerang organ dalam tubuh.
4. Sifilis Tersier
Tahap paling berbahaya dan bisa terjadi bertahun-tahun setelah infeksi awal. Tanpa pengobatan, sifilis bisa merusak berbagai organ vital.
Gejala sifilis tersier antara lain:
Kerusakan otak dan sistem saraf (neurosifilis)
Gangguan jantung dan pembuluh darah
Masalah penglihatan bahkan kebutaan
Kelumpuhan atau gangguan koordinasi gerak
Tahap ini bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani.
Risiko Sifilis pada Ibu Hamil
Sifilis sangat berbahaya jika dialami oleh wanita hamil karena dapat menyebabkan:
Keguguran
Kelahiran prematur
Bayi lahir mati (stillbirth)
Bayi lahir dengan sifilis kongenital (dapat menyebabkan cacat, kerusakan organ, hingga kematian)
Oleh karena itu, pemeriksaan sifilis rutin sangat dianjurkan bagi semua ibu hamil.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasi ke dokter jika Anda mengalami gejala berikut:
Luka yang mencurigakan di area genital, anus, atau mulut
Ruam yang tidak biasa, terutama di telapak tangan atau kaki
Demam atau kelelahan yang tidak diketahui penyebabnya
Pernah berhubungan seksual tanpa kondom atau dengan pasangan berisiko tinggi
Deteksi dan pengobatan dini dapat mencegah komplikasi jangka panjang.
Cara Diagnosis Sifilis
Diagnosis sifilis pada wanita biasanya dilakukan melalui:
Pemeriksaan fisik: Melihat keberadaan luka atau ruam
Tes darah: Untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri sifilis
Tes cairan luka: Mengambil sampel dari luka dengan mikroskop
Jika ditemukan sifilis, dokter akan menentukan tahap infeksi dan memberikan pengobatan yang sesuai.
Pengobatan Sifilis
Sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotik, terutama penisilin. Semakin dini diobati, semakin efektif hasilnya.
Sifilis primer dan sekunder: Biasanya cukup dengan satu suntikan penisilin
Sifilis laten dan tersier: Membutuhkan beberapa dosis dalam jangka waktu tertentu
Ibu hamil dengan sifilis: Harus segera ditangani untuk mencegah penularan ke janin
Setelah pengobatan, penting untuk tetap kontrol agar dokter bisa memastikan infeksi benar-benar sembuh.
Pencegahan Sifilis pada Wanita
Beberapa langkah pencegahan sifilis antara lain:
Gunakan kondom setiap berhubungan seks
Lakukan tes IMS secara rutin, terutama jika memiliki pasangan baru
Hindari seks bebas atau berganti-ganti pasangan
Edukasi dan komunikasi yang terbuka dengan pasangan
Kesimpulan
Gejala sifilis pada wanita bisa sangat ringan dan mudah terlewatkan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini dan tidak menunda pemeriksaan medis. Sifilis adalah penyakit yang bisa disembuhkan sepenuhnya jika ditangani dengan cepat dan tepat. Jangan ragu untuk memeriksakan diri jika Anda memiliki gejala atau merasa berisiko.
Ingat, deteksi dini bisa menyelamatkan hidup dan mencegah komplikasi jangka panjang. Jaga kesehatan Anda dan lindungi masa depan Anda.
Komentar
Posting Komentar