Gejala Demam Berdarah yang Sering Diabaikan: Pengalaman Banyak Orang yang Baru Sadar Saat Terlambat
Gonore atau kencing nanah adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini dapat menyerang pria maupun wanita, namun pada wanita, gejalanya seringkali tidak disadari atau dianggap sebagai infeksi biasa. Jika tidak segera ditangani, gonore bisa menyebabkan komplikasi serius seperti infertilitas, kehamilan ektopik, dan penyakit radang panggul (PID).
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang gejala gonore pada wanita, mengapa penyakit ini sering terabaikan, serta apa yang perlu Anda lakukan untuk mencegah dan mengobatinya.
Mengapa Gonore pada Wanita Sering Terabaikan?
Salah satu alasan utama mengapa gonore pada wanita kerap luput dari perhatian adalah karena gejalanya ringan atau bahkan tidak muncul sama sekali, terutama pada tahap awal. Menurut data dari WHO dan CDC, sekitar 50–80% wanita dengan gonore tidak mengalami gejala yang nyata. Hal ini membuat banyak penderita tidak menyadari bahwa mereka sudah terinfeksi dan tanpa sadar menyebarkan infeksi ke pasangan seksualnya.
Gejala Umum Gonore pada Wanita
Walaupun bisa tanpa gejala, gonore juga bisa menimbulkan tanda-tanda yang cukup mengganggu, terutama jika infeksi sudah berkembang. Berikut adalah beberapa gejala gonore pada wanita yang perlu diwaspadai:
1. Keputihan Tidak Normal
Keputihan akibat gonore biasanya berwarna kuning atau kehijauan, bertekstur kental, dan berbau tidak sedap. Ini berbeda dengan keputihan normal yang biasanya bening atau sedikit putih dan tidak berbau.
> ⚠️ Jangan abaikan perubahan pada keputihan. Ini bisa jadi tanda awal infeksi menular seksual.
2. Nyeri Saat Buang Air Kecil
Wanita yang terinfeksi gonore sering mengalami sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil. Gejala ini bisa menyerupai infeksi saluran kemih (ISK), sehingga sering salah diagnosis.
3. Sakit Perut Bagian Bawah
Jika gonore menyebar ke saluran reproduksi bagian atas, bisa menyebabkan nyeri di bagian bawah perut atau panggul. Gejala ini bisa memburuk saat menstruasi atau saat berhubungan intim.
4. Perdarahan di Luar Jadwal Menstruasi
Infeksi gonore juga dapat memicu perdarahan ringan di antara periode menstruasi, terutama setelah berhubungan seksual. Ini disebabkan oleh peradangan pada leher rahim (serviks).
5. Nyeri Saat Berhubungan Seksual
Wanita dengan gonore bisa merasakan nyeri mendalam saat berhubungan intim, yang menjadi tanda infeksi sudah menjalar ke organ reproduksi bagian dalam seperti rahim atau saluran tuba.
6. Pembengkakan atau Iritasi di Area Vagina
Beberapa wanita juga mengalami pembengkakan, kemerahan, atau rasa gatal di sekitar vagina akibat iritasi yang ditimbulkan oleh bakteri gonore.
Gejala Gonore Jika Menyebar ke Bagian Tubuh Lain
Gonore tidak hanya terbatas pada area genital. Dalam beberapa kasus, bakteri bisa menyebar dan menyebabkan gejala tambahan, seperti:
Radang rektum (proktitis): jika infeksi terjadi di area anus (bisa disebabkan oleh seks anal), gejalanya meliputi nyeri saat buang air besar, keluarnya lendir dari anus, dan perdarahan rektal.
Infeksi tenggorokan (faringitis): akibat seks oral tanpa pengaman. Gejalanya bisa berupa sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar, atau tidak bergejala sama sekali.
Infeksi mata (konjungtivitis): bisa terjadi jika tangan menyentuh area genital terinfeksi lalu menyentuh mata. Menyebabkan mata merah, nyeri, dan bernanah.
Risiko dan Komplikasi Gonore pada Wanita
Jika tidak segera ditangani, gonore pada wanita dapat menyebabkan komplikasi serius:
1. Penyakit Radang Panggul (PID)
Infeksi yang menyebar ke rahim dan saluran tuba bisa menyebabkan PID, yang memicu nyeri kronis, abses panggul, dan kerusakan organ reproduksi.
2. Infertilitas
PID akibat gonore bisa menyebabkan kerusakan permanen pada saluran tuba falopi, sehingga menyulitkan kehamilan secara alami.
3. Kehamilan Ektopik
Infeksi pada tuba falopi juga meningkatkan risiko kehamilan di luar rahim, yang berbahaya dan bisa mengancam nyawa ibu.
4. Penularan ke Bayi saat Melahirkan
Jika ibu hamil terinfeksi gonore, bayi yang dilahirkan dapat terpapar bakteri selama proses persalinan. Hal ini bisa menyebabkan infeksi mata serius atau kebutaan pada bayi baru lahir.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksa ke dokter atau klinik kesehatan seksual jika Anda mengalami:
Keputihan yang tidak biasa dan berbau
Nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual
Perdarahan di luar siklus haid
Pasangan Anda didiagnosis gonore atau PMS lainnya
Anda aktif secara seksual dan tidak menggunakan kondom secara konsisten
Cara Diagnosis dan Pengobatan Gonore
Diagnosis Gonore
Dokter biasanya akan melakukan beberapa tes untuk memastikan diagnosis gonore:
Tes urine: untuk mendeteksi bakteri gonore pada saluran kemih
Usap serviks/vagina: untuk pemeriksaan laboratorium (mikroskop atau PCR)
Tes darah: jika dicurigai penyebaran sistemik
Pengobatan Gonore
Gonore dapat disembuhkan dengan antibiotik, biasanya berupa suntikan ceftriaxone dikombinasikan dengan azithromycin (dosis bisa berubah sesuai pedoman terbaru). Penting untuk menyelesaikan seluruh dosis dan tidak berhubungan seks hingga dinyatakan sembuh total.
Pencegahan Gonore pada Wanita
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Berikut tips pencegahan gonore:
Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks
Batasi jumlah pasangan seksual dan lakukan hubungan yang monogami
Lakukan pemeriksaan kesehatan seksual rutin, terutama jika Anda aktif secara seksual
Hindari berbagi alat bantu seks tanpa disterilkan
Edukasi diri dan pasangan tentang penyakit menular seksual
Kesimpulan
Gonore pada wanita sering tidak bergejala, namun tetap bisa menimbulkan komplikasi berbahaya jika dibiarkan. Mengenali gejalanya sejak dini adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan reproduksi Anda. Jangan malu atau takut untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika merasa ada yang tidak beres. Ingat, kesehatan seksual adalah bagian penting dari kualitas hidup Anda.
Komentar
Posting Komentar