Leptospirosis adalah penyakit infeksi bakteri yang sering kali terabaikan, namun bisa sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat. Di daerah tropis seperti Indonesia, penyakit ini menjadi ancaman serius, terutama saat musim hujan atau setelah banjir. Artikel ini akan mengulas tuntas gejala leptospirosis pada manusia, bagaimana mengenalinya sejak dini, dan pentingnya penanganan cepat untuk mencegah komplikasi berat.
Apa Itu Leptospirosis?
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang biasanya ditemukan dalam urin hewan terinfeksi, terutama tikus. Penularan ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan air atau tanah yang terkontaminasi, terutama jika seseorang memiliki luka terbuka atau selaput lendir yang terpapar.
Penyakit ini kerap disebut sebagai penyakit banjir karena sering muncul setelah genangan air yang tercemar, dan sangat berisiko bagi orang yang bekerja di lingkungan terbuka seperti petani, pekerja kebersihan, atau warga yang membersihkan rumah pascabanjir.
Gejala Leptospirosis pada Manusia
Gejala leptospirosis bisa sangat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, bahkan bisa menyerupai penyakit lain seperti flu, demam berdarah, atau hepatitis. Inilah yang membuatnya sering kali tidak terdiagnosis dengan tepat pada tahap awal. Berikut adalah gejala-gejala umum yang perlu diwaspadai:
1. Demam Tinggi Mendadak
Demam tinggi adalah gejala awal yang paling umum. Biasanya muncul tiba-tiba dan bisa disertai menggigil hebat. Suhu tubuh bisa mencapai 39–40°C.
2. Sakit Kepala Hebat
Pasien leptospirosis sering mengeluhkan sakit kepala yang intens, terutama di area dahi dan belakang kepala. Rasa sakit ini bisa terasa menusuk dan melemahkan aktivitas sehari-hari.
3. Nyeri Otot, Terutama di Betis dan Punggung
Nyeri otot adalah gejala khas lainnya, terutama di bagian betis, paha, dan punggung bawah. Nyeri ini bisa terasa kaku dan menyakitkan saat berjalan atau bergerak.
4. Mata Kemerahan
Mata yang tampak merah dan iritasi, meskipun tanpa rasa sakit, bisa menjadi indikasi infeksi leptospira. Ini terjadi karena adanya peradangan pada pembuluh darah di mata.
5. Mual, Muntah, dan Gangguan Pencernaan
Banyak penderita mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, sakit perut, hingga diare ringan. Ini bisa membingungkan karena mirip dengan keracunan makanan.
6. Kulit dan Mata Menguning (Ikterus)
Pada kasus yang lebih parah, leptospirosis dapat menyebabkan gangguan hati yang ditandai dengan kulit dan bagian putih mata yang menguning. Ini merupakan tanda komplikasi serius dan harus segera ditangani.
7. Ruam atau Bintik Merah di Kulit
Munculnya ruam atau bintik-bintik merah pada kulit bisa menjadi pertanda adanya peradangan pembuluh darah. Namun, tidak semua penderita mengalaminya.
8. Urine Berwarna Gelap dan Penurunan Frekuensi Buang Air Kecil
Bila infeksi sudah menyerang ginjal, pasien mungkin mengalami urine yang berwarna pekat seperti teh dan lebih jarang buang air kecil. Ini bisa menandakan gagal ginjal akut.
9. Kebingungan atau Penurunan Kesadaran
Pada kasus yang sudah berat, infeksi bisa menyerang sistem saraf pusat sehingga menyebabkan kebingungan, linglung, atau bahkan koma.
Tahapan Gejala Leptospirosis
Gejala leptospirosis berkembang dalam dua fase utama:
Fase 1: Fase Akut (Fase Septikemia)
Biasanya berlangsung selama 4–7 hari. Gejala utama termasuk demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan mata merah. Pada tahap ini, bakteri menyebar melalui aliran darah.
Fase 2: Fase Imun (Fase Sistemik)
Bila infeksi berlanjut, fase ini dapat muncul setelah demam sempat mereda. Gejalanya bisa lebih parah dan melibatkan organ-organ vital seperti hati, ginjal, paru-paru, dan otak.
Siapa yang Berisiko Terkena Leptospirosis?
Beberapa kelompok lebih rentan terhadap infeksi leptospira, antara lain:
Pekerja di lingkungan terbuka (petani, peternak, petugas kebersihan, pemulung)
Warga yang tinggal di daerah rawan banjir
Orang yang sering berkegiatan di luar ruangan atau genangan air
Mereka yang memiliki luka terbuka saat berada di lingkungan tercemar
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala di atas, terutama setelah kontak dengan air banjir atau lingkungan kotor. Diagnosis leptospirosis memerlukan pemeriksaan darah dan urine, serta pemeriksaan tambahan bila terjadi komplikasi.
Komplikasi yang Dapat Terjadi
Jika tidak ditangani dengan cepat, leptospirosis dapat berkembang menjadi kondisi serius seperti:
Gagal ginjal akut
Gagal hati
Meningitis (radang selaput otak)
Sindrom Weil (komplikasi berat yang mematikan)
Perdarahan paru-paru
Tingkat kematian akibat leptospirosis berat dapat mencapai 10%, bahkan lebih tinggi jika terjadi komplikasi paru-paru.
Cara Mencegah Leptospirosis
Pencegahan adalah langkah terbaik untuk menghindari penyakit ini. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
Hindari kontak langsung dengan air banjir atau genangan
Gunakan sepatu boot, sarung tangan, atau pelindung saat bekerja di area basah/kotor
Tutup luka sebelum berkontak dengan air
Cuci tangan dan kaki dengan sabun setelah dari luar
Jaga kebersihan rumah dan lingkungan dari tikus
Simpan makanan dalam wadah tertutup
Kesimpulan
Gejala leptospirosis pada manusia bisa sangat ringan hingga mengancam nyawa. Karena sering menyerupai penyakit lain, penting untuk mengenali tanda-tandanya sedini mungkin, terutama setelah terpapar lingkungan yang berisiko. Penanganan medis yang cepat sangat berpengaruh pada tingkat kesembuhan dan mencegah komplikasi serius.
Jangan anggap remeh demam setelah banjir — bisa jadi itu bukan flu biasa, tapi gejala awal leptospirosis. Kenali, cegah, dan segera tangani!