Saturday, July 26, 2025

Mengenal Gejala SLE (Lupus): Penyakit Autoimun yang Sering Terabaikan

 


Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau lupus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti kulit, sendi, ginjal, otak, dan organ lainnya. Meski dikenal sebagai "penyakit seribu wajah" karena gejalanya yang bervariasi dan sering kali mirip dengan penyakit lain, pemahaman yang tepat tentang gejala SLE sangat penting untuk mendeteksi dan menangani kondisi ini sejak dini.

Apa Itu SLE?

SLE merupakan bentuk lupus yang paling umum. Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh justru menyerang jaringan sehat, mengakibatkan peradangan dan kerusakan jaringan di berbagai bagian tubuh. Penyebab pasti dari SLE belum diketahui secara pasti, namun faktor genetik, lingkungan, hormon, dan infeksi dipercaya berperan.

Penyakit ini lebih banyak menyerang wanita, terutama pada usia produktif (15–45 tahun), meskipun pria dan anak-anak juga dapat mengalaminya.


Gejala Umum SLE yang Perlu Diwaspadai

Gejala lupus bisa muncul secara bertahap atau mendadak, ringan atau berat, dan bisa bersifat sementara atau permanen. Berikut beberapa gejala SLE yang paling umum:

1. Kelelahan yang Berlebihan

Kelelahan yang ekstrem adalah salah satu gejala lupus yang paling sering dilaporkan. Rasa lelah ini tidak membaik meskipun telah beristirahat cukup. Bahkan aktivitas ringan pun bisa terasa melelahkan.

2. Nyeri dan Pembengkakan Sendi

SLE sering menyebabkan peradangan pada sendi, terutama di jari-jari tangan, pergelangan tangan, dan lutut. Gejala ini sering menyerupai artritis, dengan rasa kaku di pagi hari.

3. Ruam Kupu-kupu di Wajah

Ruam berbentuk kupu-kupu (malar rash) yang muncul di pipi dan hidung adalah gejala khas lupus. Ruam ini bisa muncul atau memburuk setelah terpapar sinar matahari (fotosensitivitas).

4. Demam Tanpa Sebab yang Jelas

Penderita SLE sering mengalami demam ringan secara berkala tanpa ada infeksi yang nyata. Ini merupakan tanda adanya peradangan aktif dalam tubuh.

5. Rambut Rontok

Rambut rontok bisa menjadi gejala awal lupus. Ini bisa disebabkan oleh peradangan kulit kepala atau sebagai respons tubuh terhadap stres dan peradangan sistemik.

6. Nyeri Dada dan Sulit Bernapas

Lupus dapat menyebabkan peradangan pada lapisan paru-paru (pleuritis) atau jantung (perikarditis), yang menimbulkan nyeri dada saat bernapas dalam atau berbaring.

7. Gangguan Ginjal (Lupus Nefritis)

Salah satu komplikasi serius SLE adalah lupus nefritis, yaitu peradangan pada ginjal. Gejala yang muncul bisa berupa pembengkakan di kaki atau wajah, tekanan darah tinggi, dan adanya protein dalam urin.

8. Masalah Neurologis

Penderita lupus juga bisa mengalami gejala seperti sakit kepala parah, kebingungan, kejang, gangguan penglihatan, hingga stroke. Ini menandakan keterlibatan sistem saraf pusat.

9. Sariawan yang Tidak Sembuh

Sariawan pada mulut atau hidung yang berlangsung lama dan tidak menimbulkan nyeri juga bisa menjadi indikator lupus.

10. Fenomena Raynaud

Pada beberapa penderita, jari tangan atau kaki bisa berubah warna (putih, biru, kemudian merah) saat terkena suhu dingin atau stres. Kondisi ini disebut fenomena Raynaud.


Variasi Gejala SLE Berdasarkan Organ yang Terlibat

Karena SLE adalah penyakit sistemik, gejalanya sangat tergantung pada organ yang diserang:

Kulit dan rambut: ruam, luka, fotosensitivitas, rambut rontok.

Sistem saraf: kejang, depresi, gangguan kognitif.

Sistem pencernaan: nyeri perut, mual, muntah.

Sistem darah: anemia, leukopenia (rendahnya sel darah putih), trombositopenia (rendahnya trombosit).

Jantung dan paru-paru: nyeri dada, jantung berdebar, sesak napas.


Kapan Harus ke Dokter?

Karena gejalanya yang tidak spesifik, banyak penderita lupus yang salah diagnosis. Bila Anda atau orang terdekat mengalami kombinasi dari gejala berikut ini secara berulang atau kronis, segera konsultasikan ke dokter, terutama spesialis reumatologi:

Kelelahan ekstrem

Ruam di wajah atau tubuh

Nyeri dan pembengkakan sendi

Demam berkepanjangan

Gangguan pernapasan

Perubahan warna jari saat dingin

Pembengkakan yang tidak biasa



Cara Mendiagnosis SLE

Diagnosis lupus tidak bisa dilakukan dengan satu tes tunggal. Dokter biasanya akan melakukan kombinasi dari:

Pemeriksaan fisik dan riwayat medis

Tes darah (terutama antibodi ANA dan anti-dsDNA)

Tes urin untuk memeriksa fungsi ginjal

Biopsi kulit atau ginjal jika diperlukan


Penanganan dan Pengelolaan SLE

Hingga saat ini, SLE belum dapat disembuhkan secara total, namun dapat dikontrol dengan pengobatan dan gaya hidup sehat. Pengobatan biasanya bertujuan untuk:

Mengurangi peradangan dan nyeri (misalnya NSAID, kortikosteroid)

Menghambat aktivitas sistem imun (obat imunosupresan)

Mencegah kerusakan organ

Mengelola gejala spesifik sesuai organ yang terlibat


Gaya hidup sehat untuk penderita lupus meliputi:

Menghindari sinar matahari langsung

Istirahat cukup

Olahraga ringan secara rutin

Mengelola stres

Pola makan seimbang dan bergizi

Pemeriksaan rutin ke dokter




Kesimpulan

SLE atau lupus adalah penyakit autoimun kompleks yang bisa menyerang berbagai organ tubuh. Mengenali gejala lupus sejak dini sangat penting agar pengobatan dapat segera dilakukan dan komplikasi dapat dicegah. Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan medis lebih lanjut


No comments:

Post a Comment