Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau lupus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti kulit, sendi, ginjal, otak, dan organ lainnya. Meski dikenal sebagai "penyakit seribu wajah" karena gejalanya yang bervariasi dan sering kali mirip dengan penyakit lain, pemahaman yang tepat tentang gejala SLE sangat penting untuk mendeteksi dan menangani kondisi ini sejak dini.
Apa Itu SLE?
SLE merupakan bentuk lupus yang paling umum. Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh justru menyerang jaringan sehat, mengakibatkan peradangan dan kerusakan jaringan di berbagai bagian tubuh. Penyebab pasti dari SLE belum diketahui secara pasti, namun faktor genetik, lingkungan, hormon, dan infeksi dipercaya berperan.
Penyakit ini lebih banyak menyerang wanita, terutama pada usia produktif (15–45 tahun), meskipun pria dan anak-anak juga dapat mengalaminya.
Gejala Umum SLE yang Perlu Diwaspadai
Gejala lupus bisa muncul secara bertahap atau mendadak, ringan atau berat, dan bisa bersifat sementara atau permanen. Berikut beberapa gejala SLE yang paling umum:
1. Kelelahan yang Berlebihan
Kelelahan yang ekstrem adalah salah satu gejala lupus yang paling sering dilaporkan. Rasa lelah ini tidak membaik meskipun telah beristirahat cukup. Bahkan aktivitas ringan pun bisa terasa melelahkan.
2. Nyeri dan Pembengkakan Sendi
SLE sering menyebabkan peradangan pada sendi, terutama di jari-jari tangan, pergelangan tangan, dan lutut. Gejala ini sering menyerupai artritis, dengan rasa kaku di pagi hari.
3. Ruam Kupu-kupu di Wajah
Ruam berbentuk kupu-kupu (malar rash) yang muncul di pipi dan hidung adalah gejala khas lupus. Ruam ini bisa muncul atau memburuk setelah terpapar sinar matahari (fotosensitivitas).
4. Demam Tanpa Sebab yang Jelas
Penderita SLE sering mengalami demam ringan secara berkala tanpa ada infeksi yang nyata. Ini merupakan tanda adanya peradangan aktif dalam tubuh.
5. Rambut Rontok
Rambut rontok bisa menjadi gejala awal lupus. Ini bisa disebabkan oleh peradangan kulit kepala atau sebagai respons tubuh terhadap stres dan peradangan sistemik.
6. Nyeri Dada dan Sulit Bernapas
Lupus dapat menyebabkan peradangan pada lapisan paru-paru (pleuritis) atau jantung (perikarditis), yang menimbulkan nyeri dada saat bernapas dalam atau berbaring.
7. Gangguan Ginjal (Lupus Nefritis)
Salah satu komplikasi serius SLE adalah lupus nefritis, yaitu peradangan pada ginjal. Gejala yang muncul bisa berupa pembengkakan di kaki atau wajah, tekanan darah tinggi, dan adanya protein dalam urin.
8. Masalah Neurologis
Penderita lupus juga bisa mengalami gejala seperti sakit kepala parah, kebingungan, kejang, gangguan penglihatan, hingga stroke. Ini menandakan keterlibatan sistem saraf pusat.
9. Sariawan yang Tidak Sembuh
Sariawan pada mulut atau hidung yang berlangsung lama dan tidak menimbulkan nyeri juga bisa menjadi indikator lupus.
10. Fenomena Raynaud
Pada beberapa penderita, jari tangan atau kaki bisa berubah warna (putih, biru, kemudian merah) saat terkena suhu dingin atau stres. Kondisi ini disebut fenomena Raynaud.
Variasi Gejala SLE Berdasarkan Organ yang Terlibat
Karena SLE adalah penyakit sistemik, gejalanya sangat tergantung pada organ yang diserang:
Kulit dan rambut: ruam, luka, fotosensitivitas, rambut rontok.
Sistem saraf: kejang, depresi, gangguan kognitif.
Sistem pencernaan: nyeri perut, mual, muntah.
Sistem darah: anemia, leukopenia (rendahnya sel darah putih), trombositopenia (rendahnya trombosit).
Jantung dan paru-paru: nyeri dada, jantung berdebar, sesak napas.
Kapan Harus ke Dokter?
Karena gejalanya yang tidak spesifik, banyak penderita lupus yang salah diagnosis. Bila Anda atau orang terdekat mengalami kombinasi dari gejala berikut ini secara berulang atau kronis, segera konsultasikan ke dokter, terutama spesialis reumatologi:
Kelelahan ekstrem
Ruam di wajah atau tubuh
Nyeri dan pembengkakan sendi
Demam berkepanjangan
Gangguan pernapasan
Perubahan warna jari saat dingin
Pembengkakan yang tidak biasa
Cara Mendiagnosis SLE
Diagnosis lupus tidak bisa dilakukan dengan satu tes tunggal. Dokter biasanya akan melakukan kombinasi dari:
Pemeriksaan fisik dan riwayat medis
Tes darah (terutama antibodi ANA dan anti-dsDNA)
Tes urin untuk memeriksa fungsi ginjal
Biopsi kulit atau ginjal jika diperlukan
Penanganan dan Pengelolaan SLE
Hingga saat ini, SLE belum dapat disembuhkan secara total, namun dapat dikontrol dengan pengobatan dan gaya hidup sehat. Pengobatan biasanya bertujuan untuk:
Mengurangi peradangan dan nyeri (misalnya NSAID, kortikosteroid)
Menghambat aktivitas sistem imun (obat imunosupresan)
Mencegah kerusakan organ
Mengelola gejala spesifik sesuai organ yang terlibat
Gaya hidup sehat untuk penderita lupus meliputi:
Menghindari sinar matahari langsung
Istirahat cukup
Olahraga ringan secara rutin
Mengelola stres
Pola makan seimbang dan bergizi
Pemeriksaan rutin ke dokter
Kesimpulan
SLE atau lupus adalah penyakit autoimun kompleks yang bisa menyerang berbagai organ tubuh. Mengenali gejala lupus sejak dini sangat penting agar pengobatan dapat segera dilakukan dan komplikasi dapat dicegah. Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan medis lebih lanjut
No comments:
Post a Comment