Thursday, July 10, 2025

Waspadai Gejala Gondongan: Penyebab, Tanda Awal, dan Cara Mengatasinya

 


Gondongan atau dalam istilah medis dikenal sebagai parotitis epidemika adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan menyerang kelenjar ludah, khususnya kelenjar parotis yang terletak di bawah telinga. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak, namun orang dewasa pun tidak kebal. Memahami gejala gondongan sejak dini sangat penting untuk mencegah komplikasi dan penyebaran lebih lanjut.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap apa itu gondongan, apa saja gejalanya, penyebab, cara penularan, serta langkah-langkah penanganan yang tepat.


Apa Itu Gondongan?

Gondongan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus. Virus ini menyerang kelenjar air liur, menyebabkan pembengkakan yang khas di sekitar pipi dan rahang. Gondongan tergolong penyakit menular yang bisa menyebar melalui percikan air liur (droplet) ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara.


Meski sudah jarang ditemukan di negara-negara yang menerapkan vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella), gondongan masih menjadi masalah kesehatan di beberapa wilayah, terutama jika cakupan imunisasi rendah.


Gejala Gondongan yang Perlu Diwaspadai

1. Pembengkakan pada Satu atau Kedua Pipi

Gejala paling khas dari gondongan adalah pembengkakan pada pipi atau di bawah telinga. Ini terjadi karena kelenjar parotis yang meradang. Pembengkakan ini bisa muncul di satu sisi, namun sering kali terjadi di kedua sisi wajah.


2. Nyeri Saat Mengunyah atau Menelan

Karena pembengkakan kelenjar, penderita gondongan sering merasakan nyeri saat mengunyah makanan, menelan, atau bahkan saat membuka mulut lebar-lebar. Sensasi nyerinya bisa menjalar hingga ke rahang dan telinga.


3. Demam Ringan hingga Tinggi

Demam merupakan respon alami tubuh terhadap infeksi. Pada gondongan, suhu tubuh penderita bisa naik hingga 38–39°C. Demam biasanya muncul sebelum pembengkakan kelenjar terlihat jelas.


4. Sakit Kepala dan Nyeri Otot

Mirip dengan flu, sakit kepala dan nyeri otot juga bisa menjadi bagian dari gejala gondongan, terutama pada tahap awal sebelum pembengkakan terjadi.


5. Lemas dan Nafsu Makan Menurun

Rasa lelah, lemas, dan kehilangan nafsu makan adalah tanda umum saat tubuh melawan infeksi virus seperti gondongan. Anak-anak biasanya menjadi lebih rewel dan enggan makan.


6. Kering Mulut dan Rasa Tidak Nyaman di Mulut

Karena produksi air liur terganggu, penderita gondongan bisa mengalami mulut kering, disertai rasa tidak nyaman atau rasa pahit.


Gejala Gondongan yang Jarang Tapi Berbahaya

Meskipun kasus ringan bisa sembuh dengan sendirinya, dalam beberapa kondisi, gondongan bisa menimbulkan komplikasi serius. Gejala yang harus diwaspadai antara lain:

Orchitis (pembengkakan testis) pada pria dewasa, biasanya terjadi sekitar 7-10 hari setelah pembengkakan kelenjar parotis.

Oophoritis (pembengkakan ovarium) pada wanita.

Meningitis atau encephalitis, jika virus menyebar ke sistem saraf pusat.

Gangguan pendengaran sementara atau permanen.

Jika muncul gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan ke dokter.



Cara Penularan Gondongan

Gondongan menyebar sangat mudah melalui:

Percikan air liur saat batuk atau bersin.

Kontak langsung dengan barang-barang yang terkontaminasi air liur penderita.

Berbagi alat makan, minum, atau sikat gigi.

Masa inkubasi virus biasanya berlangsung antara 16–18 hari, dan penderita bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum pembengkakan muncul hingga sekitar 5 hari setelahnya.


Siapa yang Berisiko Terkena Gondongan?

Anak-anak usia 5–15 tahun yang belum menerima vaksin MMR.

Orang dewasa yang tidak memiliki kekebalan terhadap virus gondongan.

Orang yang tinggal di lingkungan dengan cakupan imunisasi rendah.

Mereka yang sering melakukan kontak dekat dengan banyak orang, seperti pelajar, pekerja kantoran, atau anggota asrama.


Cara Mencegah Gondongan

1. Vaksinasi MMR

Cara paling efektif untuk mencegah gondongan adalah melalui vaksin MMR. Vaksin ini biasanya diberikan dua kali:

Dosis pertama: saat anak berusia 12–15 bulan.

Dosis kedua: usia 4–6 tahun.

2. Menjaga Kebersihan

Cici tangan secara rutin.

Hindari berbagi alat makan dan minum.

Tutup mulut saat bersin atau batuk.

3. Hindari Kontak dengan Penderita

Jika seseorang di lingkungan Anda terdiagnosis gondongan, sebaiknya hindari kontak langsung dan beri waktu isolasi selama minimal 5 hari sejak gejala muncul.


Penanganan Gondongan di Rumah

Karena disebabkan oleh virus, gondongan tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik. Penanganannya lebih bersifat simptomatik untuk meredakan keluhan, antara lain:

Istirahat cukup.

Minum banyak air putih.

Kompres hangat atau dingin di area bengkak untuk meredakan nyeri.

Konsumsi makanan lunak agar tidak memperparah rasa sakit saat mengunyah.

Gunakan obat penurun panas dan pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen (sesuai petunjuk dokter).


Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami:

Pembengkakan ekstrem atau menyebar ke area leher.

Demam tinggi lebih dari 3 hari.

Sakit kepala parah atau leher kaku.

Gangguan pendengaran.

Nyeri hebat di perut atau skrotum (pada laki-laki).




Kesimpulan

Gejala gondongan bisa bervariasi dari ringan hingga berat, dan memahami tanda-tandanya sejak awal sangat penting untuk mencegah komplikasi. Dengan vaksinasi yang tepat dan pola hidup bersih, gondongan bisa dicegah dan dikendalikan. Jika Anda menduga mengalami gondongan atau melihat gejalanya pada anak, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke layanan kesehatan.



No comments:

Post a Comment