Monday, June 9, 2025

Waspadai Gejala ISK pada Anak: Panduan Lengkap untuk Orang Tua




Infeksi Saluran Kemih (ISK) bukan hanya penyakit orang dewasa. Anak-anak, terutama balita dan bayi, juga bisa mengalami kondisi ini. Sayangnya, gejala ISK pada anak seringkali tidak khas, sehingga kerap luput dari perhatian. Padahal, ISK yang tidak segera ditangani dapat berdampak serius terhadap kesehatan ginjal anak di masa depan.


Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang gejala ISK pada anak, faktor risiko, serta langkah pencegahan dan pengobatan yang bisa dilakukan oleh orang tua. Yuk, kenali lebih dini agar buah hati tetap sehat dan ceria!


Apa Itu ISK (Infeksi Saluran Kemih)?

Infeksi Saluran Kemih atau ISK adalah kondisi ketika bakteri masuk dan berkembang biak di saluran kemih, seperti uretra, kandung kemih, ureter, hingga ginjal. Pada anak-anak, infeksi ini paling sering menyerang kandung kemih (sistitis) dan kadang bisa menjalar ke ginjal (pielonefritis).

Bakteri penyebab ISK paling umum adalah Escherichia coli (E. coli) yang berasal dari usus besar dan bisa masuk ke saluran kemih, terutama jika kebersihan tidak terjaga.


Mengapa Anak Rentan Terkena ISK?

Ada beberapa alasan mengapa anak-anak, khususnya bayi dan balita, lebih rentan terkena ISK, antara lain:

Anatomi tubuh: Anak perempuan memiliki uretra yang lebih pendek, sehingga bakteri lebih mudah masuk ke kandung kemih.

Toilet training yang belum sempurna: Anak yang belum terbiasa membersihkan diri dengan benar setelah buang air bisa lebih mudah terpapar bakteri.

Menahan buang air kecil: Kebiasaan menahan pipis bisa menyebabkan bakteri berkembang biak di kandung kemih.

Adanya kelainan saluran kemih bawaan: Beberapa anak memiliki kelainan struktur saluran kemih yang meningkatkan risiko ISK.



Gejala ISK pada Anak Berdasarkan Usia

Gejala ISK pada anak bisa berbeda-beda tergantung usia. Berikut ini adalah tanda-tanda umum yang perlu diperhatikan:


1. Gejala ISK pada Bayi (<1 tahun):

Demam tanpa sebab jelas (sering satu-satunya gejala)

Rewel atau sering menangis

Nafsu makan menurun

Muntah atau diare

Urin berbau menyengat

Warna urin keruh atau kemerahan (bercampur darah)

Berat badan sulit naik

Bayi belum bisa mengungkapkan rasa tidak nyaman, jadi penting bagi orang tua untuk peka terhadap perubahan kecil pada perilaku atau kondisi fisik mereka.


2. Gejala ISK pada Balita dan Anak Lebih Besar:

Nyeri atau rasa panas saat buang air kecil

Sering buang air kecil, tapi hanya sedikit-sedikit

Terasa ingin terus buang air kecil meski kandung kemih kosong

Sakit di bagian bawah perut atau punggung

Urin keruh, berbau tidak sedap, atau mengandung darah

Demam

Mengompol, meski sebelumnya sudah tidak

Anak-anak yang lebih besar biasanya sudah bisa mengeluh, tetapi tetap saja mereka bisa bingung menjelaskan rasa sakitnya. Oleh karena itu, gejala fisik tetap harus diperhatikan.



Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?

Segera bawa anak ke dokter jika:

Mengalami demam tinggi tanpa penyebab jelas

Terlihat tidak nyaman saat buang air kecil

Urin terlihat keruh atau berdarah

Ada penurunan nafsu makan dan berat badan

Rewel berkepanjangan atau menangis terus-menerus

Gejala tidak membaik dalam 1–2 hari

Dokter akan melakukan pemeriksaan urin untuk memastikan adanya infeksi dan, jika perlu, melakukan tes tambahan seperti USG ginjal dan saluran kemih.



Pengobatan ISK pada Anak

Pengobatan utama ISK adalah antibiotik. Dokter akan meresepkan antibiotik berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium (urinalisis dan kultur urin). Penting untuk menyelesaikan pengobatan sampai habis, meskipun gejala sudah membaik, untuk mencegah kekambuhan atau resistensi antibiotik.


Pada kasus ringan, pengobatan bisa dilakukan di rumah. Namun, jika anak masih bayi atau mengalami infeksi berat (seperti infeksi ginjal), perawatan di rumah sakit bisa diperlukan.




Pencegahan ISK pada Anak

Beberapa langkah sederhana yang dapat membantu mencegah ISK pada anak antara lain:


1. Ajarkan kebersihan diri sejak dini

Ajari anak perempuan untuk membasuh dari depan ke belakang setelah buang air agar bakteri dari anus tidak berpindah ke uretra.


2. Biasakan anak tidak menahan pipis

Dorong anak untuk buang air kecil secara teratur, terutama sebelum tidur dan setelah bangun tidur.


3. Penuhi kebutuhan cairan

Pastikan anak minum cukup air putih untuk membantu mengeluarkan bakteri dari saluran kemih.


4. Jaga kebersihan area genital

Bersihkan area kelamin bayi secara lembut saat mengganti popok. Ganti popok secara rutin agar tidak lembap.


5. Gunakan pakaian yang menyerap keringat

Hindari pakaian dalam yang terlalu ketat dan pilih bahan katun yang menyerap keringat.


6. Perhatikan tanda-tanda awal

Jika anak mulai menunjukkan gejala awal ISK, segera konsultasikan ke dokter sebelum infeksi berkembang.




Kesimpulan: Kenali dan Tangani ISK pada Anak Sejak Dini

Gejala ISK pada anak bisa ringan hingga berat, dan sering kali tidak disadari. Sebagai orang tua, penting untuk waspada terhadap tanda-tanda seperti demam tanpa sebab, perubahan perilaku saat buang air kecil, atau urin yang tidak biasa.


Deteksi dini dan penanganan yang tepat akan sangat membantu mencegah komplikasi serius, termasuk kerusakan ginjal permanen. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika Anda merasa ada yang tidak beres dengan kondisi buah hati Anda.

No comments:

Post a Comment