Flu Singapura adalah penyakit yang cukup sering menyerang anak-anak, terutama pada usia balita hingga usia sekolah dasar. Meskipun umumnya tidak berbahaya, infeksi ini sangat menular dan bisa menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan pada si kecil. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami apa itu flu Singapura, gejala-gejala yang perlu diwaspadai, serta langkah-langkah pencegahan dan penanganannya.
Apa Itu Flu Singapura?
Flu Singapura, atau dalam istilah medis dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD), adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus dari golongan enterovirus, terutama Coxsackievirus A16 dan Enterovirus 71.
Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 10 tahun, tetapi juga bisa menular kepada orang dewasa. Dinamakan “flu Singapura” karena penyakit ini sempat menjadi wabah besar di negara tersebut dan dikenal luas di Asia Tenggara.
Cara Penularan Flu Singapura
Virus flu Singapura menyebar dengan sangat mudah, terutama di lingkungan sekolah atau tempat penitipan anak. Penularan dapat terjadi melalui:
Kontak langsung dengan cairan dari hidung, tenggorokan, atau air liur anak yang terinfeksi
Percikan air liur saat batuk atau bersin
Menyentuh benda yang terkontaminasi virus, seperti mainan, peralatan makan, atau gagang pintu
Kontak dengan cairan dari lepuhan atau tinja anak yang terinfeksi
Oleh karena itu, kebersihan pribadi dan lingkungan menjadi faktor penting dalam pencegahan penyebaran flu Singapura.
Gejala Flu Singapura pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Gejala flu Singapura umumnya mulai muncul 3–7 hari setelah anak terpapar virus (masa inkubasi). Gejala-gejala awalnya mirip dengan flu biasa, namun kemudian diikuti oleh tanda-tanda khas yang membedakan flu Singapura dari penyakit lainnya.
Berikut adalah gejala umum flu Singapura pada anak:
1. Demam Tinggi
Demam merupakan gejala pertama yang biasanya muncul. Suhu tubuh anak bisa mencapai 38–39°C atau lebih, dan berlangsung selama 2–3 hari.
2. Sakit Tenggorokan
Anak akan mulai merasa tidak nyaman saat menelan atau berbicara. Ini biasanya disertai dengan rasa sakit di area mulut dan tenggorokan.
3. Sariawan atau Luka di Mulut
Setelah demam, akan muncul luka atau sariawan di bagian dalam pipi, lidah, gusi, bahkan langit-langit mulut. Luka ini terasa nyeri dan bisa membuat anak sulit makan atau minum.
4. Ruam dan Lepuhan di Tangan dan Kaki
Gejala paling khas dari flu Singapura adalah munculnya ruam kemerahan atau lepuhan kecil berisi cairan di telapak tangan, telapak kaki, dan kadang di sekitar bokong atau lutut. Ruam ini tidak gatal tapi bisa terasa nyeri saat disentuh.
5. Nafsu Makan Menurun
Karena mulut terasa sakit akibat luka dan sariawan, anak biasanya menjadi malas makan dan minum, yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
6. Rewel atau Lemas
Anak yang terkena flu Singapura cenderung menjadi lebih rewel, cepat lelah, dan terlihat lesu. Hal ini disebabkan oleh rasa tidak nyaman akibat demam dan luka di mulut.
7. Mual dan Muntah (Terkadang)
Beberapa anak mungkin juga mengalami gejala pencernaan seperti mual, muntah, atau diare ringan, meskipun ini tidak selalu terjadi.
Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?
Sebagian besar kasus flu Singapura bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7–10 hari. Namun, Anda harus segera membawa anak ke dokter jika mengalami gejala berikut:
Demam tinggi lebih dari 3 hari
Tidak mau makan atau minum sama sekali
Tanda-tanda dehidrasi seperti bibir kering, jarang buang air kecil, atau mata cekung
Napas cepat atau lemas berlebihan
Muncul gejala neurologis seperti kejang atau kebingungan (jarang, tapi bisa terjadi pada kasus berat)
Cara Mengobati Flu Singapura pada Anak
Karena flu Singapura disebabkan oleh virus, tidak ada obat khusus untuk menyembuhkannya. Pengobatan difokuskan pada meredakan gejala dan menjaga kondisi tubuh anak tetap stabil:
Beri banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Air putih, kaldu, atau larutan elektrolit sangat membantu.
Berikan makanan yang lembut dan dingin seperti bubur, sup, puding, atau es krim untuk mengurangi rasa sakit saat makan.
Gunakan obat penurun demam seperti paracetamol atau ibuprofen sesuai anjuran dokter.
Jaga kebersihan luka lepuh agar tidak terinfeksi bakteri.
Biarkan anak beristirahat penuh di rumah hingga benar-benar pulih.
Cara Mencegah Flu Singapura Menular ke Anak Lain
Pencegahan sangat penting, terutama karena flu Singapura sangat mudah menular. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
Ajarkan anak mencuci tangan dengan sabun secara rutin, terutama sebelum makan dan setelah ke toilet.
Hindari berbagi alat makan, handuk, atau mainan dengan anak yang sedang sakit.
Jaga kebersihan mainan dan benda-benda yang sering disentuh anak.
Jangan membawa anak ke tempat umum atau sekolah selama masa infeksi, biasanya selama 7–10 hari atau hingga lepuhan mengering.
Gunakan tisu saat anak batuk atau bersin dan segera buang ke tempat sampah tertutup.
Apakah Flu Singapura Bisa Terjadi Lebih dari Sekali?
Ya, flu Singapura bisa terjadi lebih dari sekali, karena anak bisa terinfeksi oleh jenis virus yang berbeda. Sistem imun yang belum sempurna juga membuat anak lebih rentan tertular kembali jika terpapar virus lain di kemudian hari.
Kesimpulan
Flu Singapura memang bukan penyakit yang serius, namun tetap membutuhkan perhatian agar tidak menimbulkan komplikasi dan penyebaran yang lebih luas. Dengan mengenali gejala flu Singapura pada anak sejak dini, Anda bisa segera mengambil langkah penanganan yang tepat. Pastikan anak mendapatkan cukup istirahat, cairan, dan perhatian selama masa pemulihan.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar sebagai langkah utama pencegahan. Bila Anda merasa khawatir atau gejala tampak semakin parah, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis profesional.
No comments:
Post a Comment